Madura Pecah!
Saya sudah bilang, bahwa Madura tetap milik Prabowo. Penggratisan Jembatan Suramadu oleh Joko Widodo sama sekali gak ngefek bagi orang Madura.
Madura dengan segenap keluguannya, sejatinya mereka tidak lugu. Dengan digratiskannya Suramadu menjelang Pilpres, mungkin Pak Joko mengira Madura akan mudah digenggamnya.
Tapi orang Madura merespon, bahwa Pak Joko menggratiskan Suramadu, justru karena Pilpres 2014 Prabowo menang telak di Madura. Jadi penggratisan tersebut sebatas politis saja. Pak Joko ingin menang di Madura.
Perbuatan politis hanya akan menyentuh zhahir saja, kami bisa melintas dengan gratis. Sedang hati kami tidak akan pernah bisa direbut, oleh mereka yang selama memimpin selalu bikin ribut!
Maka, saksikanlah! Ketika Prabowo ke Madura, oreng Madureh berduyun, tumpah ruah memenuhi seluruh ruang, menunjukkan sokongannya kepada Capres jenderal gagah nan lantang ini.
Bandingkan saat Pak Joko bertandang ke Madura, walau sudah dilakukan mobilisasi, namun reng Madureh tetap enggan terang. Kecuali sekedar sambutan layaknya tuan rumah yang menghormati setiap tamu yang datang.
La Nyala telah berbuat lanyala ongguh. Sesumbar menguasai Madura untuk Pak Joko. Tapi, semakin ke sini, mendekati 17 April yang dinanti, kepongahan La Nyala makin tak berarti. Sekedar gertak herder pada kawanan singa.
(Ustadz Abrar Rifai)
Haul Akbar Masyaikh & Habaib se-Madura di Sampang Madura Bersama Capres @prabowo— CAK KHUM (@CakKhum) 26 Februari 2019
Perubahan dan Kemenangan Indonesia semakin dekat, perbanyak doa dan doa agar dimudahkan kemenangan ini.#2019GantiPresiden pic.twitter.com/0WyLM3htf5
La Nyala Siap Tunaikan Janjinya Nih π— Silvy_Riau πΈπΊ (@Silvy_riau) 26 Februari 2019
Madura Bersama PRABOWO SANDI
Kemenangan Tak Terbendung Lagi#17April2019GantiPresiden
pic.twitter.com/8eaYtJAmEd