[PORTAL-ISLAM.ID] Semangat dan tekad memenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pemilu Presiden 2019, tidak hanya dari puluhan juta umat Islam dan umat lain yang mengikuti reuni akbar 212 yang dihadiri Prabowo Subianto, calon Presiden RI, tetapi tidak ketinggalan para Jenderal TNI (Purn.) turun gunung.
Sebelumnya 300 Jenderal TNI Purn dan Jenderal Polri Purn berkumpul di hotel Sari Pan Pasific Jakarta, kemudian mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo-Sandi untuk memenangkan Pemilu Presiden 17 April 2019. Saya saksi hidup, karena sebagai sosiolog ikut menghadiri acara itu atas undangan Jenderal TNI Purn. Djoko Santoso.
Berita paling menarik adalah pertemuan dua Jenderal TNI Purn yaitu Prabowo Subianto dengan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI ke-6 di kediamannya di Kuningan Jakarta Selatan.
Dalam konferensi pers setelah pertemuan, SBY menegaskan komitmennya untuk memenangkan Prabowo dalam Pemilu Presiden 2019. Keduanya akan kampanye bersama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Selain itu, Jenderal TNI Gatot Nurmantiyo, mantan Panglima TNI yang semula santer disebut calon kuat Presiden RI, tetapi gagal mendapatkan dukungan dari partai-partai politik sebagai syarat menjadi calon Presiden RI, akhirnya sebagaimana diberitakan media akan turun gunung memenangkan Prabowo-Sandi.
Bersama Jenderal TNI Djoko Santoso, yang juga mantan Panglima TNI dan Ketua Badan Pemenangan Prabowo Sandi, keduanya wong Jawa Tengah akan turun gunung memenangkan Prabowo Sandi di Jawa Tengah.
Mengapa Turun Gunung?
Para Jenderal TNI Purn saya yakin mereka memiliki idealisme yang tinggi untuk menjaga keselamatan bangsa dan negara. Mereka turun gunung membantu kemenangan Prabowo-Sandi, menurut saya setidaknya disebabkan lima hal.
Pertama, keamanan negara dalam bahaya. Mereka memiliki data intelejen yang menunjukkan bahwa Indonesia dalam ancaman bahaya, sehingga untuk menyelamatkan bangsa dan negara mendorong mereka turun gunung untuk memenangkan Prabowo-Sandi dalam Pemilu Presiden 2019 sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden yang dianggap bisa menyelamatkan bangsa dan negara.
Kedua, kedaulatan negara telah hilang. Para Jenderal Purn sangat memahami pentingnya ditegakkan kedaulatan negara. Akan tetapi, Indonesia boleh dikatakan sudah tidak memiliki kedaulatan negara. Sebagai contoh, masalah pelanggaran HAM berat berupa pembunuhan, pembantaian dan penyiksaan yang dilakukan China terhadap Muslim Uighurs, Pemerintah Indonesia hanya mengatakan itu urusan dalam negeri RRC. Patut diduga pemerintah Indonesia bersikap seperti itu karena sudah terjerat utang dan investasi China di Indonesia.
Ketiga, kekayaan alam Indonesia dikuasai asing dan aseng. Sudah merupakan realitas bahwa Indonesia yang kaya raya, sejatinya yang menguasai adalah pribumi Indonesia tetapi dalam kenyataan adalah asing dan aseng. Ini hanya bisa dipecahkan oleh penguasa politik yang memiliki nasionalisme, patriotisme, keberanian dan kecerdasan intelektual.
Keempat, penguasaan ekonomi oleh sekelompok kecil yang telah menciptakan kesenjangan dan ketidakadilan, sehingga merobek rasa keadilan masyarakat. Ini tidak boleh dibiarkan karena berpotensi mengancam persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia.
Kelima, separatis di Papua. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan karena sudah banyak tentara dan polisi yang tewas dan tidak ada petunjuk dari Presiden apa yang harus dilakukan untuk mengatasi separatisme di Papua. Sementara OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang diduga mendapat bantuan dari luar negeri semakin lama semakin kuat.
Berdasarkan kelima hal di atas, para Jenderal TNI Purn. dan Jenderal Polisi Purn., saya menduga tidak punya pilihan kecuali turun gunung memenangkan Prabowo-Sandi dalam Pemilu Presiden 2019 sebagai bakti mereka kepada bangsa dan negara.
Oleh: Musni Umar
Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta
Sumber: https://arahjaya.com/2018/12/25/menangkan-prabowo-sandi-para-jenderal-tni-turun-gunung/