BENARKAH Anies Baswedan Capres Pilihan SBY dan Jusuf Kalla?


[PORTAL-ISLAM.ID]  Tidak ada yang meragukan kedekatan Gubernur DKI Jakarta Prof. Dr. Anies Rasyid Baswedan dengan Presiden RI ke Enam Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Anies pernah menjadi anggota Partai Demokrat saat ikut konvensi kandidat partai berlambang mercy itu pada tahun 2008 lalu, dan juga beberapa kali teribat dalam Tim kerja khusus yang dibentuk pemerintahan SBY pada periode 2004 – 2014 silam.

Dengan Jusuf Kalla, jangan ditanya, semasa masih menjabat sebagai Rektor di Universitas Paramadina yang didirikan oleh Cendikiawan Muslim Dr. Anies berulang kali pula ikut serta dalam tim kerja bersama Jusuf Kalla. Dan di Pilpres 2014 silam, saat JK berpasangan dengan Jokowi, Anies adalah tim utama JK.
Masuknya Anies ke dalam percaturan politik sebagai perserta Pilkada DKI tahun 2017 lalu, juga adalah berkat tangan dingin JK. Konon, gara gara JK mendorong Anies dan Sandiaga, hubungan Sang Saudagar dan Jokowi sempat dikabarkan memanas meski isu itu kemudian perlahan hilang seiring berkahirnya Pilkada DKI dan Anies menduduki kursi puncak sebagai Gubernur Ibukota.

Kini, nama Anies Baswedan kembali berkibar. Bukan karena prestasinya sebagai Kepala Daerah di Ibukota, namun karena hawa panas kontestasi Pilpres. Anies disebut-sebut akan diusung menjadi Calon Presiden melawan koalisi pendukung Jokowi dan koalisi pendukung Prabowo. Anies bahkan jika tidak bisa diajukan sebagai Capres, maka ia akan diusung menjadi Cawapres.

Beberapa hari lalu, beredar foto Anies naik mobil resmi Wakil Presiden Jusuf kalla. Berbagai spekulasi merebak, Anies akan dipasangkan dengan Jusuf Kalla atau tengah dipersiapkan JK untuk menjadi kandidat di Pilpres. Namun yang menarik bagi saya bukan itu, sepekan sebelum foto itu menjadi viral di media, Jusuf Kalla juga tengah didorong oleh kader kader Partai Demokrat untuk maju di Pilpres berpasangan dengan Komandan Kogasma PD Agus Harimurti Yudhoyono.

Bahkan, kader PD menyebut, aspirasi mencalonkan JK – AHY berasal dari kader PD di daerah yang ingin Sang Komandan Kogasma. PD juga bukan tanpa alasan memajukan AHY sebagai Capres atau Cawapres, sebab, meski kalah di Pilkada DKI, hari ini siapa yang dapat membantah bahwa justru kelalahan itu membuka peluang lulusan terbaik AKMIL Tahun 2000 itu meraih kemenangan di Pilpres.

Kembali ke Anies Baswedan. Ia memang dikenal dekat dengan SBY, JK dan bahkan Jokowi. Anies pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayan di awal awal kabinet kerja dibentuk.
Kini dengan disebutnya nama Anies sebagai salah satu kandidat di Pilpres entah sebagai orang nomor satu atau nomor dua, ia telah melambungkan Nilai Jual Politiknya di mata publik. Sebab sebagai Gubernur yang baru saja menjabat lalu langsung menjadi kandidat di kontestasi kepemimpinan nasional, Anies telah meretas jalan yang pernah dilalui Jokowi hampir lima tahun yang lalu.

Yang menjadi pertanyaan, partai mana yang akan mengusung Anies? Politik memang tidak bisa dihitung memakai logika matematika. Politik adalah seribu kemungkinan dan sejuta jalan.

Memang koalisi pendukung Jokowi masih belum final karena belum adanya kesepakatan soal siapa kandidat pendamping Jokowi. Konon, kalau berdasarkan info yang disampaikan Sekjend DPP PPP, koalisi Jokowi baru akan berkumpul pekan depan. Hal yang sama juga berlaku di koalisi Partai Gerakan Indonesia Raya, dan PKS. Kelompok ini bahkan masih harus menunggu kepastian siapa kandidat Cawapres Jokowi sebelum kemudian memutuskan (bahkan) jadi atau tidaknya Prabowo maju di Pilpres.

Anies menjadi kandidat yang patut diperhitungkan. Pengalaman sebagai Menteri dan Gubernur disebut sebut menjadi modal yang cukup untuk bertarung di Pilpres. Apalagi jika PD mau mendukung dan memadukan Anies dengan kader mereka, AHY.

Nah bermodal itu, keduanya adalah perpaduan yang disebut mumpuni apalagi jika didorong oleh kembali berkoalisinya SBY dan Jusuf Kalla di Pilpres. Ini seperti de javu, dimana SBY dan JK kembali bergandengan tangan di Pilpres melawan koalisi PDI-P yang kali ini direpresentasikan oleh figur Jokowi.

Menarik. Ya, dan mari kita tunggu.

Penulis: Rhoma Irama Sutan Nan Bungsu  
Baca juga :