Kebersamaan Yang Dirindukan


Oleh: Ust. Nandang Burhanudin

(1) Apa rasanya pencetus "Osan Osin" saat menyaksikan kemesraan itu. Boleh jadi sesak dada.

(2) Bagi saya, tidak ada yang semu dalam silaturahmi. Tidak ada kamuflase dalam ceria cinta. Saya bahagia melihat mereka tertawa. Momen tawa penuh air mata.

(3) Semua merindu, potret sebuah keluarga yang terbuka dan tidak memiliki prasangka negatif terhadap yang lain. Keluarga cinta, kerja, harmoni. Bukan keluarga pecat sikat dan caci maki.

(4) Klaim the other ("yang lain") lalu menyebar ketakutan, sakit hati, kebencian dan amarah, tak membawa kebaikan apapun, selain memperlebar pembelahan.

(5) Di dalam keluarga-keluarga kita, sebaiknya kita harus menampilkan dua hal yang boleh jadi berada dalam ketegangan, namun tidak boleh dilihat sebagai pertentangan.

(6) Pertama, keyakinan dalam praktik ijtihadi di tataran siasat. Rerata anggota keluarga berjuang dengan tulus tanpa berharap limpahan pulus. Tidak suka akal bulus.

(7) Kedua, rasa menghormati manusia yang berbeda pilihan jalan. Ini masalah citarasa yang memang kental subjektivitas.

(8) Bukankah ending dari semua hubungan manusia adalah saling kerjasama dan saling menghormati? Itulah doa Robithah terindah bukan?

(9) Tujuan ini hanya mungkin dicapai melalui dialog penuh makna, substantif dan konstruktif. Bukan dengan menegasikan apalagi unjuk kekuatan.

(10) Kita hidup di zaman yang sulit, rezim pailit yang siap menghimpit. Maka jalan terbaik memulai perdamaian dengan membangunnya dari dalam.

(11) Mari keluar dari kebodohan, intoleransi, pikiran picik yang menumbuhkan kebencian di dalam diri dan komunitas-komunitas kita.

(12) Ini adalah beban dan tantangan kita menemukan solusi guna menghadapi problem-problem hati yang mengglobal ini.

(13) Shakespare mengatakan: "Solusi terletak dalam diri kita sendiri, bukan di bintang gemintang di atas kita." Dia adalah ketulusan cinta.

(14) Saya yakin, harmoni sejati datang dari upaya mengatasi kebencian jangan sampai melegenda di dada, apalagi diwariskan!

(15) Para pemimpin harus merenung secara mendalam, dan bertanya kepada diri sendiri; apakah sudah mengajarkan cinta kepada segenap anggota keluarga?

(16) Tidak ada yang tahu bagaimana dialog kita ini bakal bermuara. Tetapi kita mesti yakin, harus ada alternatif lebih baik menggantikan kekerasan dan kebencian.

Jum'at Mubarok, 11-5-2018


Baca juga :