Ditahan di Mako Brimob, Ust. Alfian Mengaku Tak Pernah Jumpa Ahok


[PORTAL-ISLAM.ID]  Ust. Alfian Tanjung, yang didudukkan sebagai terdakwa ujaran kebencian terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, menceritakan situasi kamar tahanan di Markas Komando Brimob di Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat, termasuk yang dihuni oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Di sebelah sana... no..," jawab Alfian dengan nada bercanda di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, hari ini, Rabu, 3 Januari 2018, ketika ditanya kedekatan lokasi selnya dengan sel Ahok.

Ust. Alfian menceritakan situasi dan kesehariannya di tahanan ketika sidang dengan agenda pembacaan eksepsi atau bantahan atas dakwaan jaksa belum dimulai. Dia ditahan sambil menjalani persidangan sedangkan Ahok menjalani hukuman 2 tahun penjara dalam perkara penistaan agama.

Menurut Ust. Alfian, tempat penahanannya terpisah dengan narapidana lain. Namun, lantaran keterbatasan gerak, dia tak tahu pasti sedekat apa dan detail lokasi bekas Gubernur DKI Jakarta tadi menjalani hukuman.

Pengacara Ust. Alfian Tanjung, Achmad Michbah, membenarkan kliennya sulit bertemu rekan senasib seperti Ahok atau bersosialisasi di Mako Brimob. Bahkan, di akhir persidangan Achmad meminta Majelis Hakim mengizinkan Alfian dipindah ke Lapas Salemba atau Cipinang.

"Jam berkunjung amat terbatas. Beda dengan di rumah tahanan seperti di lembaga pemasyarakatan, penasihat hukum kapan saja boleh datang," katanya.

Alfian menuturkan, pemberian fasilitas keluar dari sel tidak terjadwal di Mako Brimob.

"Saya nggak pernah dikasih kesempatan itu. Sangat tidak terjadwal. Selama 4 bulan di sana baru 3 kali boleh keluar,  itu pun paling lama 15 menit."

Alfian ingin diberi kesempatan berolahraga walau sederhana, misalnya sekedar  jogging atau gerak badan sebab ruangan tahanan sangat terbatas. Akhirnya, hari-hari diisi dengan hal-hal sederhana. seperti bikin surat atau tulisan.

Itu sebabnya, Alfian sulit bertemu dengan Ahok.

"Saya di sel. Jadi, nggak sempat jumpa, nggak sempat tahu (fisik Ahok)," tuturnya.

Sumber: TEMPO
Baca juga :