Nalar yang Hilang di Rezim Jokowi: Chat Mesum HOAX Diuber-Uber, yang Mesum BENERAN Malah Dijaga Polisi


[PORTAL-ISLAM.ID]  Seperti yang pernah diungkapkan oleh terpidana kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, jika surga di dunia itu adanya di lantai 7 Hotel Alexis. Pernyataan Ahok ini tidak menceritakan secara rinci yang dimaksud surga di lantai 7 Hotel Alexis, Pademangan Jakarta Utara.

Namun masyarakat terutama warga netizen sudah mengetahui jika lantai 7 Hotel Alexis adalah sarang prostitusi kelas atas yang terselubung dengan berkedok tempat pijat. Untuk masuk tidak sembarang orang yang bisa, karena selain memiliki sistem keamanan yang sangat tertutup, bahkan HP juga tidak diloloskan untuk dibawa masuk.

Ditengarai banyak pejabat tinggi dan orang terkenal di kalangan politis dan pengusaha yang sudah memanfaatkan lantai 7 Alexis sebagai tempat santai sementara, hingga akhirnya pihak Alexis memakai hasil kunjungan para tamunya untuk menekan beberapa pejabat agar bisa membuat pihak-pihak yang ingin menghilangkan keberadaan Alexis Lantai 7 membatalkannya.

Tidak kurang dari warga masyarakat terutama di kalangan dunia maya yang memposting berbagai tulisan dan meme serta menekan aparat pemerintah untuk menutup Alexis. Namun hal itu tidak juga manjur. Bahkan Ahok sempat mengatakan jika keberadaan lantai 7 Hotel Alexis bisa terus beroperasi dikarenakan memiliki ijin. Selain itu, alasan dari pihak pejabat pemprov DKI jika hasil penelusuran tidak ditemukannya praktik prostitusi.

Namun Ahok justru meyakini jika di Alexis adalah tempat prostitusi. Bahkan Ahok mengatakan jika di Alexis surga bukan lagi dibawah telapak kaki ibu tapi di Alexis. Dikarenakan para wanita penghibur yang disediakan berasal dari berbagai negara.

Hal itulah yang memicu sebagian warga Jakarta mencoba untuk melakukan demo di depan Hotel Alexis, namun belum sempat sudah dihadang oleh 250 personil dari kepolisian, yang berasal dari berbagai kesatuan.

“Ada 250 personil yang disiapkan dan berasal dari satuan narkoba, Intel, Sabhara dan dari satuan lainnya,” ujar Kasatreskrim Polresa Jakarta Utara, AKBP Nasriadi kepada wartawan. Bahkan menurut Nasriadi penjagaan dilakukan selama 24 jam dan personil akan ditarik ketika sudah ada perintah dari atasan.

Akibatnya masyarakat ikut marah ketika mengetahui sikap kepolisian yang terkesan melindungi Alexis dengan cara berlebihan, Mereka membandingkan ketika beredarnya chat sex palsu untuk memojokkan dan menjerat hukum kepada Habib Rizieq melalui Firza Husen, pihak Kepolisian memaksakan agar kasus tersebut benar adanya. Sementara Hotel Alexis yang jelas-jelas melakukan tindakan prostitusi justru dilindungi.

“Jika Ahok saja bisa sebut ada prostitusi di Alexis, kok polisi tidak tahu (adanya prostitusi) hingga dibebaskan beroperasi,” ujar Darwis salah satu tokoh muda asal Maluku Utara. yang kemudian membandingkan Chat Sex Palsu yang dibuat untuk menjerat Habib Rizieq,

“Kebenarannya masih diragukan, bahkan pakar dan ahli IT dari Universitas terkenal, juga ikut menyatakan jika chat itu palsu, tapi Polisi begitu getol untuk menjadikan kasus agar bisa menahan HRS.” pungkasnya.

Sementara itu Karo Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo mengatakan jika pihak kepolisian hanya menjaga untuk keamanan, persoalan ditutupnya Alexis itu kewenangan Pemprov selaku pihak yang mengeluarkan ijin operasional bukan Kepolisian.

Prostitusi di Jakarta mulai dibersihkan ketika Sutiyoso menjadi Gubernur DKI, Namun ketika Ahok menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta sempat mengeluarkan pernyataan untuk membuat lokasi prostitusi yang legal dan berizin, namun Menteri Agama yang masih dijabat oleh Suryadharma Ali dengan tegas menolak rencana Ahok.

-----------------------------

Tetap dibukanya Alexis ternyata juga mendapat dukungan dari Pendeta Gilbert Lumoindong.

Pendeta yang dikenal dengan cuitan kebencian terhadap umat muslim tersebut menuliskannya melalui akun twitter pribadi miliknya.
Baca juga :