PENDUKUNG PKI MEM-BULLY PANGLIMA TNI


by Zeng Wei Jian

Instruksi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memutar kembali film Penghianatan G30S/PKI direstui Presiden, Menkopolkam, dan Menteri Dalam Negeri. Masyarakat dan TV One ikut ngadain acara serupa.

Rencana penayangan TV One diganjal. Bisa batal akibat tekanan provokasi. Ada kekuatan yang berusaha menggagalkan pemutaran film. Suka tidak suka, Penayangan TV One jadi indikator duel antara Nasionalist vs Komunis. Bila batal tayang, Komunis menang. Hantu berubah jadi nyata.

Crystal clear, ada pihak kepanasan. Bisa dilihat di sosmed. Mereka rilis statement, bikin meme, caci-maki. Seperti biasa, mereka bikin polling. Hasilnya kalah melulu. Mayoritas masyarakat pro pemutaran film. Alhasil, mereka makin menggila. Cyberbully dirilis.

Kata Djoko Edhi Abdurahman, Panglima TNI Gatot Nurmantyo dibully abis-abisan oleh pendukung PKI. Film berdurasi 271 menit itu dituding macem-macem.

Ada kelompok yang bilang film ini ngga akurat, lebih serem dari film "Nyai Blorong" atau "Beranak Dalam Kubur", tidak baik buat anak-anak, film propaganda Orde Baru dan TNI, dan sebagainya.

Faktanya, apa yang dilakukan Cakrabirawa slash PKI lebih serem lagi. Catherine Pandjaitan, putri sulung Mayor Jenderal Anumerta Donald Issac (DI) Pandjaitan, mengalami trauma bertahun-tahun. Tapi ngga ada satu orang di antara komunis bersimpati terhadap para jenderal yang dibunuh dan keluarganya.

Kepada CNN Indonesia, Kapuspen TNI Jenderal Wuryanto mengatakan, "Yang merasa kepanasan itu siapa?! Kalau yang merasa kepanasan, orang yang mungkin tersinggung, terlibat di dalamnya."

Pada dasarnya, semua film adalah propaganda. Ada pesan yang ingin disampaikan. Bahkan sinetron murahan adalah alat propaganda life-style seputar selingkuh, intrik dan kehidupan amoral perkotaan. Komersialisasi badan perempuan dibalut alasan seni atau iseng.

Film TOP GUN Tom Cruise murni propaganda US Air Force. Dibuat berdasarkan fiksi murni. Clash antara Rocky Balboa dan Ivan Drago dalam film Rocky IV jelas menyudutkan Uni Soviet. Serial Tour of Duty dan Rambo adalah contoh propaganda heroisme Amerika berdasarkan actual event tapi dikemas dengan pure fiction. Semuanya film fiksi. Ngayal. Pencitraan massif Amerika.

Penghianatan G30S/PKI masuk genre film berdasarkan "true story". Semacam dokumentasi historis. Improvisasi artistik minimal. Tendensinya menyampaikan fakta dengan sebenar-benarnya. Mungkin bisa masuk kategori docudrama. Figur riil. Ngga ada tokoh fiksi. Tidak ada indikasi membesar-besarkan figur Jenderal Suharto. Semuanya proporsional, sesuai fakta sejarah.

Film seperti Titanic, Pearl Harbor, A Beautiful Mind, Apollo 13 dan sebagainya adalah film berdasarkan "true story".

Film berdasarkan "true story" sudah lazim. Ngga ada alasan obyektif untuk bersikap antagonis terhadap film Penghianatan G30S/PKI. Terkecuali mereka takut borok sejarahnya ketauan, takut propaganda komunis mereka jadi macet, takut agenda mereka rusak. Kalo sudah begini, benar kata Jenderal Wuryanto:

"Yang merasa kepanasan itu siapa?! Kalau yang merasa kepanasan, orang yang mungkin tersinggung, terlibat di dalamnya."

THE end...


Baca juga :