[ILC] Sandiwara Maknyuss, Wayangnya Bingung


(by Eko Jun)

Salah satu penampilan paling menggelikan dalam ILC semalam (8/8) adalah ketua KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha). Bicaranya ngalor ngidul, banyak menyampaikan teori dan konsep, grafis dan data diperlihatkan secara visual sampai bawa-bawa kondisi di negara lain segala (Jepang).

Tapi saat Karni Ilyas menanyakan hubungannya dengan kasus yang tengah ditangani, dia bingung menjawabnya. Kontan, audiens bersorak.

(Salah satu narsum ahli perberasan yang hadir, Muhammad Said Didu‏ sampai menyentil 'KPPU, wasit tapi ikut main')

Kelucuan demi kelucuan terus saja terjadi, misalnya saat petani dari Aceh menegasikan statemen soal kondisi di Jepang, saat ombudsmen menelanjangi persoalan mal administrasi dan saat nara sumber lain meluruskan tupoksi KPPU. Benar-benar pemandangan yang tidak nyaman.

Ini hanyalah gunung es dari potret sebagian pejabat saat ini. Jejak digital atas berbagai pernyataan kontroversial mereka terekam jelas. Para aktivis dan pengamat jelas rajin menyimpan screenshot pernyataan pejabat itu. Soal alokasi hutang luar negeri yang tidak jelas kemana larinya, soal kebingungan pejabat atas turunnya daya beli masyarakat, soal asumsi pendapatan 11 ribu per hari yang dianggap sudah bukan lagi orang miskin dll. Kalau yang mengatakan hal-hal seperti itu adalah anak lulusan SMA atau akun medsos pendukung pemerintah, mungkin kita masih bisa memahaminya. Tapi jika yang mengatakan itu adalah orang-orang terdidik alumnus universitas ternama dengan karier birokrat yang panjang, kita benar-benar dibuat prihatin sambil mengelus dada.

Koq bisa begitu situasinya ya?

Kita sulit menemukan alasan pembenar atas situasi ini, kecuali mereka sedang menutupi sesuatu. Jadi sebenarnya, mereka bukanlah para pejabat pemegang kebijakan dan pemegang otoritas, tapi sekedar humas yang harus membela institusinya dan mengamankan kebijakan atasannya.

Kemungkinan lain, mereka tengah menjelaskan bagaimana kompetensi mereka yang sebenarnya. Jika sekedar berbicara di ruang seminar atau kuliah, mungkin banyak orang bisa dibuat terpana. Namun ujian sesungguhnya adalah saat seseorang mendapatkan masalah. Disitulah kompetensi dan kapasitas seseorang diuji dan dipertaruhkan dalam arti yang sebenarnya. Dan sejauh ini, performance mereka cukup meragukan.

Hal lain, kita mendapatkan model pengelabuhan publik. Bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia politik tentu sangat paham dengan situasi yang tengah terjadi. Yakni, berbicara berbusa-busa kesana kemari, tapi tidak menyentuh substansi masalah yang tengah dihadapinya.

Dan saat ini, kita juga tengah didemonstrasikan hal yang sama dilapangan. Kondisi hidup semakin sulit, situasi ekonomi semakin rumit, kedaulatan bangsa semakin tergadai, lalu disaat yang sama kita disuguhi dengan berbagai macam slogan, jargon, infografis, isu dll yang sama sekali tidak menyentuh substansi persoalan bangsa. Ibaratnya, Roma tengah sekarat, tapi rajanya malah menggelar pertunjukan gladiator. Tujuannya, agar rakyat terbius dan melupakan krisis yang tengah mereka hadapi.

Wayangnya bingung, dalangnya juga pada bingung. Tapi semoga kita sebagai penonton tidak ikut bingung. Ayo kita sudahi permainan mereka di 2019.***


Baca juga :