"Pak Kapolri, Ajari Kami Bagaimana Cara Mencintai Kalian Dengan Tulus.."


Setelah kemunculan video dari Humas Polri, maka akan banyak komentar dan juga PEMBUKTIAN siapakah yang sebenarnya menjalankan adegan pada film tersebut.

Masyarakat kita sudah cerdas, film itu memang kebanyakan memuat sebuah karya imajinasi. Sesuatu yang dibayangkan oleh pembuat ceritanya. Ketika membawa agama, maka alam bawah sadar mereka akan berperan mengarang sebuah cerita agar film menjadi tontonan yang menarik, bagaimana mengemas cerita fiktif untuk di jadikan ke kehidupan nyata.

Anny Arrow aja membuat novel porno dengan memainkan imajinasi pembacanya.

Rada lucu ketika film berpesan damai, tapi menampilkan adegan yang diskreditkan agama lain. Pesannya gak sampai, malah timbulkan kehebohan.

Pak Kapolri dan jajarannya..

Saya sebagai rakyat Indonesia gak akan jemu mengingatkan kalian untuk bekerja sesuai TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) tanpa ada bermain pada satu kaki. Jadikan ini pelajaran kedepannya. Jadilah mitra rakyat..bukan menjadi musuh rakyat.

Kasihan lihat kalian, selalu dinilai buruk dan dinilai penuh dengan drama. Ajari kami bagaimana cara mencintai kalian dengan tulus..

Take n Give saya pikir berlaku. Bila ingin dinilai baik, maka perlihatkanlah kebaikan itu tanpa memakai kaki kuda yang menendang karena ingin nyaman.

Jujur..saya prihatin dengan kalian. Lebaran ini, saya bisa melihat bagaimana polisi bekerja ngatur lalu lintas di area kemacetan. Siang malam, panas-hujan bermandikan air peluh..saya terharu melihat kalian. Masih banyak polisi baik dan masih banyak polisi yang bekerja secara tulus...namun,

"Nila setitik..rusak susu sebelanga.."

Jangan korbankan pekerjaan polisi yang memang tulus mengabdi untuk negeri..

(by Setiawan Budi)


Baca juga :