Gede Pasek: Panggil Paksa Miryam "GADIS AHOK" Sesuai UU, Kapolri Jangan Ngeles!

Body

[PORTAL-ISLAM.ID]  Kapolri Jenderal Tito Karnavian dinilai mencari-cari alasan karena belum memanggil paksa Miryam Haryani. Seharusnya ia memerintahkan anak buahnya memanggil paksa Miryam Haryani kalau Pansus Hak Angket KPK memintanya demikian. Hal itu diatur dalam UU MPR, DPR, DPRD, dan DPD atau MD3.

Hal tersebut disampaikan oleh mantan Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika melalui serial cuitan yang dibagikan lewat akun Twitter-nya @G_paseksuardika.

"Walau di UU Polri tdk ada disebutkan, ataupun KUHAP berbeda diatur, namun Kapolri terikat dg sumpah jabatan jalankan UU. UU MD3 mengatur,"ungkapnya.

Pasek menekankan lagi, tugas, kewajiban dan kewenangan Polri tidak hanya diatur dalam KUHAP dan UU Polri. Tapi juga ada di UU lainnya, seperti UU Pilkada, UU Pemilu, UU Perhubungan, termasuk UU MD3.

Berikut cuitan lengkap Gede Pasek

1. Kapolri Tito Karnavian menolak menghadirkan paksa Saksi Miryam di depan Pansus Angket DPR RI. Alasannya tdk ada hukum acaranya.

2. Kapolri beranggapan itu sudah masuk ranah pro justicia smntra KUHAP tdk mengaturnya. Sebagai sebuah pendapat tentu hrs dihargai.

3. Saya pun ingin sumbang pikir sedikit. Kalau berbeda ya itulah  realitas hukumnya. Tampaknya Kapolri keliru tafsirkan hak angket DPR RI.

4. Walau di UU Polri tdk ada disebutkan, ataupun KUHAP berbeda diatur, namun Kapolri terikat dg sumpah jabatan jalankan UU. UU MD3 mengatur.

5. Institusi Polri diberikan dukungan personel dan anggaran untuk melaksanakan semuanya itu.Kapolri hrs jalankan bukan berkelit cari selamat

6. Tugas kewajiban dan kewenangan Polri tdk hanya di KUHAP dan UU Polri saja. Dia ada juga di UU Pilkada, UU Pemilu, UU Perhubungan dll.

7. Polri tdk masuk dlm substansi yg dimasalahkan, dia hanya bertgas hadirkan atas permintaan pansus Angket DPR. Polri tdk masuk pro kontra

8. Upaya menjemput  paksa adalah kewenangan sekaligus ekwajiban tambahan dari amanat UU MD3 bukan berasal dari KUHAP.Krn semua UU itu setara

9. Menjemput paksa itu bukan urusan Pro Justisia krn hasil Pansus bukanlah Putusan tp Keputusan. Itupun diambil di paripurna bukan peradilan

10. Mekanisme membawa tentu sudah ada tatacara yg dipahami Polri, krn setelah dimintai keterangan di pansus ybs dikembalikan lagi.

11. Tujuan akhir Pansus Angket berada di ranah ketatanegaraan, smntra penegakan hukum  ujungnya adakah ranah peradilan. Jgn didistorsikan.

12. Polri tdk perlu masuk urusan pri kontra krn itu bukan ranah Polri. Tugasnya adlh jalankan UU. Dia netral jalankan tugasnya

13. Terlepas dari pro kontra Angjet, tetapu penolakan dg alasan belum ada hukum acaranya adalah hal serius. Buka sj risalah rapat UU MD3 tsb

14. Biasanya Kapolri saat itu pasti dimintai pendapatnya. Pakailah sikap institusi jangan tafsir pribadi agar sistem negara kita jadi sehat

15. Sekali lg pemahaman Hak Angket DPR di ranah politik bukanlah pro justisia bukan ranah pengadilan. Polri tdk jalankan ya langgar UU.

16. Sekali lg itu tugas Polri dan tidak ada urusan dg pro kontra aplgi berpihak dlm urusan Hak Angket.

17. Sederhana saja, jika bersih kenapa risih. KPK harusnya lawan dan bongkar niat busuk DPR RI di forum resmi di pansus. KPK punya segalanya

18. Hentikan kebiasaan KPK galang opini di luar tapi takut masuk gelanggang resmi. Itu paradigma lama. Lawan dan buka di forum resmi.

19. Dan Polri jgn disandera nyanyian Novel yg menuduh ada Jenderal yg terlibat kasusnya. Jgn juga terikat trauma konflik Ccak dan Buaya.

20. Ini urusan sistem ketatanegaraan agar berjalan sesuai dg posisi dan fungsi masing2. Biarkan nanti rakyat menilai setelah fakta terungkap

Baca juga :