Jelang Pencoblosan, Elektabilitas Anies-Sandi Melejit Hingga 58 Persen


[PORTAL-ISLAM] JAKARTA - Jika pemilihan dilakukan hari ini, maka Anies-Sandi akan memenangkan Pilkada DKI Jakarta dengan elektabilitas sebesar 58,1 persen, disusul Ahok-Djarot berada pada posisi 39,2 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan ada 2,7 persen.

Demikian kesimpulan hasil survei yang diselenggarakan oleh lembaga Campaignesia Network (CN) yang dirilis pada Senin (17/4). Menurut Direktur CN, Achmad Aniefy Jr, Survei Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dilakukannya pada periode 9-15 April 2017 dengan responden sebanyak 525, dengan teknik multistage random sampling.

"Margin of error 4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dilakukan dengan metode tatap muka dan menggunakan alat bantu kuisioner," kata Aniefy.

Aniefy menambahkan, pihaknya juga mendapatkan adanya perbandingan pemilih muda (usia 17-24 tahun) yang memilih dua paslon tersebut, yaitu Ahok-Djarot sebesar 33,5 persen, Anies-Sandi 63,4 persen. Sementara yang belum menentukan pilihan 3,1 persen.

Secara teknis, wawancara dilakukan dengan metode tatap muka dan menggunakan alat bantu kuisioner, dengan biaya survei berasal dari internal lembaga. Dari survei CN ini bisa disimpulkan beberapa hal. Pertama, angka elektabilitas Anies-Sandi memimpin jauh daripada Ahok-Djarot.

Hal ini membuktikan bahwa kampanye Anies-Sandi lebih efektif dan program kerjanya lebih bisa diterima oleh masyarakat Jakarta. Sedangkan elektabilitas Ahok-Djarot lebih rendah karena adanya kasus hukum yang menjerat Ahok.

Kedua, jika melihat segmen pemilih muda (usia 17-24 tahun), Anies-Sandi justru memimpin dengan selisih yang signifikan dibandingkan kompetitornyanya. Menurut Aniefy, hal ini menunjukkan bahwa kaum muda Jakarta lebih suka dengan program-program unggulan yang ditawarkan Anies-Sandi, seperti program kewirausahaan OK OCE yang memang menjadi unggulan Anies-Sandi.

Ketiga, menjelang dilakukannya pemungutan suara responden yang belum menentukan pilihan semakin sedikit dan hanya tersisa kurang dari 3 persen. Dalam perhelatan pilkada yang hanya diikuti oleh dua pasangan calon (head to head), kondisi seperti ini lumrah terjadi.

Sumber: Republika


Baca juga :