Studi Ilmiah Ungkap Rahasia Gerakan Shalat Bagi Kesehatan


[PORTAL-ISLAM] Mendirikan shalat adalah salah satu dari lima rukun iman yang seharusnya dilakukan setiap hari oleh 1,6 miliar umat Muslim di seluruh dunia.

Saat ini para ilmuwan telah berhasil mengungkap bahwa jika dilakukan secara teratur dan benar, dengan posisi lutut dan punggung yang tepat hingga membentuk sebuah sudut tertentu, shalat dapat memiliki efek yang besar pada pengurangan rasa nyeri.

Gabungan gerakan pada shalat juga ditemukan dalam ritual doa Kristen dan Yahudi yang digabungkan dengan yoga dan fisioterapi.

Profesor dan Ketua Departemen Ilmu Sistem Sains dan Teknik Industri Universitas Binghamton, Mohammad Khasawneh,  telah melakukan penelitian lintas agama bersama dengan rekan-rekannya dari Penn State Behrend dan University of Minnesota Crookston.
"Doa dapat menghilangkan stres fisik dan kecemasan."
~Profesor Mohammad Khasawneh~
Prof Khasawneh mengatakan:

"Salah satu pendapat tentang gerakan shalat adalah bahwa gerakan ini mirip dengan yoga atau terapi fisik yang banyak digunakan oleh para ahli fisioterapi untuk mengobati nyeri pinggang".

"Kesehatan fisik dipengaruhi oleh sosial-ekonomi, gaya hidup dan faktor agama.

"Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara doa dan kesadaran diri untuk mempertahankan gaya hidup sehat secara fisik"

Gerakan-gerakan shalat sebanding dengan yoga dan gerakan fisioterapi.

"Penelitian juga menunjukkan, shalat dapat dianggap sebagai terapi klinis yang efektif mengobati disfungsi neuro-muskuloskeletal."

Peneliti mengamati gerakan model manusia digital yang dihasilkan komputer, dari pria sehat India, Asia, dan Amerika dan perempuan, dan model dengan nyeri punggung bawah.

Mereka menemukan, posisi membungkuk memberi tekanan amat sangat kuat pada punggung bagian bawah tetapi bagi mereka yang memiliki nyeri punggung bawah, posisi bersujud saat shalat, yang membentuk sudut tertentu, justru dapat meringankan tekanan pada punggung bagian bawah tersebut.

Prof Khasawneh menambahkan:
"Kekuatan tekanan maksimum yang tercipta selama tubuh dalam posisi shalat, jauh lebih rendah dari batas aman yang ditentukan Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan (NIOSH) dan gerakan shalat dianggap cukup aman untuk digunakan sebagai pengobatan klinis untuk nyeri punggung bagian bawah, karena gerakan shalat berbeda dari gerakan yang dilakukan manusia pada kesehariannya.

Profesor Khasawneh mengatakan gerakan shalat dapat digunakan sebagai pengobatan klinis yang sah

"Berdasarkan tingkat rasa sakit, sebuah kombinasi sudut punggung dan lutut identik dengan postur berlutut (sujud), meningkatkan elastisitas sendi dan mengurangi nyeri."

"Sangat direkomendasikan untuk Anda semua menghabiskan waktu lebih banyak saat bersujud dalam sholat."

Dan tentu saja melakukan posisi bersujud lima kali sehari akan menambahkan manfaat bagi tubuh.

Penelitian mengenai keistimewaan posisi shalat yang diterbitkan dalam edisi terbaru Jurnal Internasional Sistem Sains dan Teknik Industri International Journal of Industrial dan Teknik Sistem, mengatakan nyeri hanya mungkin berkurang jika shalat dilakukan dengan posisi yang tepat.

Namun, para peneliti mengatakan bahwa posisi shalat yang salah justru bisa sudut yang salah justru akan meningkatkan rasa sakit.

Dan mereka mengakui bahwa bagi mereka yang memiliki nyeri punggung, menjaga postur doa yang tepat mungkin sangat sulit untuk dapat dilakukan.

Menurut tradisi Islam, jika seseorang tidak dapat berdiri, mereka diizinkan untuk sholat dengan posisi duduk atau berbaring. Pada kedua posisi ini sulit untuk bisa memperoleh manfaat dari pengurangan rasa nyeri, karena pada sholat dengan posisi duduk maupun berbaring, seseorang tidak melakukan sujud dengan posisi lutut dan punggung membentuk sudut yang dapat mengurangi nyeri.

Mereka mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut untuk menemukan gerakan sholat terbaik yang mampu mengurangi nyeri punggung bagi seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan atau keterbatasan fisik maupun ibu hamil.

Kelompok peneliti ini ini berencana untuk lebih mengukuhkan temuan mereka dengan percobaan fisik menggunakan sensor dan kamera untuk melacak tekanan pada bagian-bagian tubuh seseorang selama sholat.
Baca juga :