"PERSIB & MICHAEL ESSIEN, INI BISNIS KLUB HORANG KAYAH BUNG !"


"PERSIB & MICHAEL ESSIEN, INI BISNIS KLUB HORANG KAYAH BUNG !"

Kehadiran Legenda Chelsea, Michael Essien ke Persib siang kemarin, Selasa (14/3/2017), di Graha Persib dan dikenalkan sebagai bagian dari squad Persib 2017 memang sukses membuat gempar jagat raya, dari Bojongsoang, Dayeuhkolot sampai Stamford Bridge London.

Sok Bayangkeun pemberitaan tak hanya membuat gempar media nasional ternama semodel Tempo, Kompas, Sindo, TV One, Metro, dll namun juga sukses membuat nama Persib Bandung, Wa Haji Umuh (WHU), Sir Djanur dan Lord A7epnaldo dikenal di ESPN, Mirror UK, BBC, The Sun, hingga diucapan selamat oleh official instagram FIFA edan pisan teu ? Seharian Essien menjadi tranding topic mengingat Indonesia adalah sarana paling berisik sosial media burung biru.


Tapi menelisik apa yang diupayakan Persib bukan suatu hal yang mustahil. Pasca konsolidasi era terancam bangkrut tahun 2008 dan membentuk konsorisum, Persib sangat mampu membeli eks pemain-pemain top dunia. Dengan aset yang dimiliki, dan kekuatan kapital konsorsium, Maung Bandung bisa jadi klub kaya raya. Sehatnya finansial Persib sebagai klub besar tidak terlepas dari sponsor-sponsor raksasa di Indonesia, termasuk PT Daya Adira Mustika, beberapa perusahaan tambang, dan perusahaan lainnya.

Nama Persib memang laku, apalagi ditunjang dengan hadirnya bobotoh nu karasep dan gareulis tea yang shahih terkenal fanatis dan jumlahnya yang banyak sealam dunya. Tidak mengherankan, perusahaan-perusahaan pasti rela mensponsori Persib. Mereka bisa saja masuk ke lantai bursa dengan melakukan penjualan saham perdana ke masyarakat alias go public. Ceuk bahasa bisnis mah dikenal sebagai IPO atau Initial Public Offering. IPO sudah ada dalam blueprint Persib dengan target 5 tahun. Jika rata-rata tiap tahun konsorsium keluar duit Rp 30 miliar, artinya selama 9 tahun, investasi yang ditanam mencapai Rp 270 miliar. Sebagai catatan, Glen Sugita dkk mengakuisisi Persib pada 2009.

Aset Persib lainnya cukup bernilai. Sebutlah Graha Persib di kawasan elite Bandung, juga media (persib.co.id), Bobotoh FM, dan sebentar lagi Persib TV. Itu belum termasuk merk Persib itu sendiri. Database Bobotoh lewat member card Persib pun amat bernilai. Belum lagi rencana Persib membangun kamp latihan sekelas La Masia Barca, Ciudad Madrid, Milanelo Sport Centre, Melwood Liverpool diatas tanah 6 hektar dikawasan GBLA kandang Persib Bandung. Klub lain di Indonesia mana ada yang sementereng itu.

Predikat klub terpopuler Indonesia berdasarkan Google Search Engine sejak tahun 2013, cukuplah untuk mendongkrak nilai jual saham PT Persib Bandung Bermartabat. Dana segar Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun, bukan tidak mungkin bagi Maung Bandung.

Pemegang merek retail tak akan rugi memilih Persib. Manfaat itu sudah dinikmati Corsa, IM3, dll. IM3 rela memsponsori Persib Rp 4 miliar/tahun karena top up IM3 bobotoh di Jawa Barat menembus angka Rp 18 milyar/tahun.

Banyak nama yang tidak asing lagi di dunia ekonomi Indonesia di balik perusahaan-perusahaan yang mensponsori Persib. Pada musim lalu, orang terkaya nomor 11 di Indonesia versi majalah Forbes, Kiki Barki, melalui perusahaannya Harum Energy menjadi salah satu sponsor resmi Persib.

Samudera Energy, yang dimiliki Patrick Waluyo, juga menjadi satu sponsor Persib. Samudera Energy terlibat dalam pengembangan proyek migas Blok Madura, yang memiliki cadangan gas mencapai 442 miliar kaki kubik dan bernilai 650 juta dolar AS. Permata Resources juga menjadi sponsor.

Bersama Patrick Waluyo, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Glen Sagita, mengelola PT North Star Pacific (NSP). PT NSP, perusahaan investasi serta pengelolaan uang yang juga pernah mengakuisisi 35 persen saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik Bakrie Group senilai 1,3 miliar dolar AS pada 2008, juga mensponsori Persib.

PT NSP ini terbilang cemerlang karena memiliki kedekatan dengan perusahaan raksasa Amerika Serikat, Texas Pacific Group (TPG).

Wajar saja, karena sebagian besar PT NSP mengelola dana TPG dan menginvestasikannya di sektor minyak dan gas yang salah satunya ada di Sumatra Selatan, retail, telekomunikasi, dan perbankan hingga mengakuisisi Alfa Retailindo dan Alfamart yang sebelumnya dikuasai PT Sampoerna.

Kontrak PT Daya Adira Mustika (DAM) yang juga bagian dari sponsor beberapa musim terakhir Persib sendiri terbilang menarik karena masih memiliki keterkaitan keluarga dengan Patrick Walujo.

Patrick adalah menantu Teddy Rahmat, mantan direktur PT Astra International. Adapun Teddy adalah anak kandung Raphael Adi Rahmat, pendiri PT Daya Adira Mustika.

Persib juga disponsori beberapa perusahaan investasi seperti PT Surya Eka Perkasa, Equator Capital, Syailendra Capital, Buana Capital, dan Bloom Nusantara Capital. PT Trikomsel, yang menaungi Oke Shop, juga turut menjadi sponsor resmi Persib. Glen Sagita menjabat sebagai komisaris perusahaan tersebut,. Dengan sederet sponsor tersebut Persib akan tetap menjadi klub tersehat dan terkaya di Indonesia dan karenanya, akan banyak pemain yang sangat menantikan untuk direkrut oleh Persib.

Dengan kekuatan finansal sekuat ini dibandingkan klub lainnya, kedatangan Michael Essien dengan kontrak 11 miliar pertahun dan menobatkannya sebagai pemain termahal di Indonesia saat ini adalah keniscayaan.

Dalam satu hari pasca kedatangan Essien brand Persib dengan Push and Pull Strategy marketing langsung dikenal keseluruh mancanegara.

Selain menaikkan Brand Persib sebagai 'produk' yang mendunia, strategi ini juga mengenalkan Indonesia sebagai wahana baru industri sepakbola yang menjadi daya tarik investasi dunia. China, India, Qatar lebih dulu menggunakan strategi-strategi macam ini untuk mendonkrak reputasi klub, kota dan negara.

Persib yang awalnya hanya local challenger product, kini dalam 5 tahun terakhir menjadi National Champions product karena punya basis kekuatan produk menasional, dan kini melebarkan sayapnya menjadi Global Chaser dalam Staregi Markeing Produk yang mendatangkan pundi-pundi uang.

Jadi patut ditunggu selepas ini apakah sepakbola Indonesia akan lebih menarik dan berkembang sebagai sebuah industri. Patut ditunggu juga reaksi klub kompetitor Persib yang punya kekuatan finansial semodel Arema, Sriwijaya FC, dan kompatriot klub tetangga yang dirundung masalah finansial soal gaji pemaen dan rencana menjual klub :P

Yaa inilah revolusi sepakbola Indonesia yang terus berkembang dari klub plat Merah menjadi klub profesional yang bergerak ke industrial. Dan Persib sepertinya selangkah terdepan dari yang lain. Wilujeng Milangkala ka 84 Persib Bandung.

Pagi, Mari seruput kopi dan mendoakan yang terbaik untuk sepakbola Indonesia. Salam Olahraga.

#HidupPersib 
#jayalahSepakbolaIndonesia 
#SalamOlahraga 
#BoaEdan 
#MaungGeulis

(by Nugroho Adinegoro)


Baca juga :