Jangan Bermain-main dengan Agama Kami !!!


Jangan Bermain-main dengan Agama Kami

Ada banyak berita di media luar terpercaya tentang child abuse dalam panti asuhan yang dikelola pemuka agama tertentu. Ada penyelidikan besar-besaran di beberapa negara dan kemudian memaksa institusi agama tersebut meminta maaf.

Apa saya pernah memposting berita itu? Tidak pernah! Kenapa? Karena saya tidak ingin membawa masalah luar negara RI ke dalam negeri dan kemungkinan akan menyakiti hati saudara sebangsa saya yang agamanya sama dengan pemuka agama itu.

Saya juga tidak pernah mengatakan profesi tersebut gagal menjaga profesinya dari pedofilia karena saya menghormati dinamika dalam agama tersebut untuk mengurusi organisasi mereka. Saya orang luar agama tersebut.

Saya tidak pernah ikut-ikutan menilai dan membandingkan Paus yang ini dengan Paus yang itu karena bukan hak saya melakukannya. Sudah ada Al Hakim yang akan menilai. Saya berpegang pada lakum dinukum waliyyadin. Di sisi lain, saya hormat pada Paus karena merekalah kunci stabilitas ruhani saudara-saudara sesama penganut agama Samawi -langit- termasuk yang satu bangsa.

Orang seperti Ernest Prakasa lah yang membuat persatuan dan perdamaian di NKRI terusik dan tergerus. Dia bukan Muslim. Bagaimana mungkin dia sekoplak itu mengecam Ustadz Zakir Naik, ulama yang dihormati Muslim dari berbagai negara, sebagai pendonor ISIS?

Orang seperti Uus, Ernest, Ahok (dan beberapa nama lainnya yang memposting gambar orang telanjang membersihkan bagian belakangnya dengan yang nampaknya sobekan Al Quran di FB) lah yang menghancurkan perdamaian di NKRI. Semakin Ahok dibiarkan melenggang bebas, bahkan dibawa Presiden Jokowi naik mobil R1, semakin berani penista agama lainnya. Ahok menjadi contoh, menistakan agama Islam saat ini adalah 'the it thing', yang terkeren saat ini. The warrior of tolerance, dengan melakukan intoleransi.

Ayolah, obati luka-luka ini dengan menegakkan keadilan seadil-adilnya. Om Tito meminta umat Islam supaya patuh hukum (demi panci). Sejatinya Om juga mesti meminta yang lain untuk juga patuh hukum. Kalau tidak, emosi umat yang masih ditahan ulama ini bisa tidak terkendali....Dan jangan salahkan mereka jika mereka tegakkan keadilan sekehendak mereka.

Saat ini alhamdulillah masih berupa boikot barang yang diiklankan Ernest, Uus....Ke depannya, tidak ada yang bisa menerka. Jangan bermain-main dengan kekuatan yang mulai terjaga. Spirit 212 bukti, jangan lecehkan agama kami.

(Tulisan Maimon Herawati, Dosen Ilmu Komunikasi Unpad)


Baca juga :